Kehadiran Yang Hilang

Tenggiling Ubi
0


A(caps)da sekeping hati yang sedang berduka memikul sebeban berat. Di sebuah kamar sunyi tempat tinggal kesedihan, air matanya membawa bisikan titisan hujan, turun dengan senyap, meratapi luka yang masih berdarah.

Jantung yang berdegup menggemakan lagu, mengadun pahit dalam manis. Melodi kenangan membekas kuat. Kesedihan, teman bisu dalam kegelapan telah meninggalkan satu tandanya. 

Dunia berputar, tetapi masa berhenti. Dalam gua kesedihan, bayang-bayang tertumpah. Sakit mendambakan sentuhan. Sakit untuk merasakan kehangatan. Sakit merindukan senyuman. Kehadiran pun hilang, dalam luasnya dinding batu.

Matahari mungkin terbit, bulan mungkin surut. Namun, hati yang tak henti berduka memanjangkan kepiluan di bawah selimut rindu yang terkoyak benangnya. Esensi cinta kekal hidup di bawah lindungan itu tanpa pernah dikhianati.

Dalam rangkulan malam, air mata mengalir bebas. Sungai emosi menyurut dan perlahan-lahan berhenti. Penyembuhan bermula saat kesedihan diredah bersama sebuah wasiat yang tertulis di atas lembaran jiwa yang berdarah. 

Bila menjelma fajar di pagi sehening ini, sinar mungkin muncul kembali. Janji dan harapan menghilangkan ketakutan. Walau bersedih, masih ada saki baki kekuatan untuk terus mencari seberkas semangat yang tabah. Sebuah kekuatan yang luhur bertaut di tangkai hati.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)

#buttons=(Accept!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!