Memorial

Ray FL
0


Sekuntum mawar yang menemani tidur panjang seorang kekasih menangisi kisah tragis. Kelopaknya jatuh seperti titisan air mata, dalam cahaya lembut bulan. Sebuah memorial berbisik ketika angin malam bertiup di ruang hati yang tenang. Di situ ia meninggalkan gemanya. Sebuah kisah cinta mengiringi perpisahan yang suram.

Matahari terbenam yang kita lukis dengan warna bahagia, kini pudar menjadi bayang-bayang ditelan malam. Ketawamu adalah melodi indah. Ia pernah memenuhi udara dan udara itu kuhirup buat mengisi ruang hidup. Namun kini, kesunyian menguasai keputusasaan yang menyedihkan. 
Di hamparan padang luas kenangan, satu per satu helaian rumput terurai. Ketika itulah rindu mempertontonkan paparan panjang dan gelap.

Aku berjaga di tepi katil, di mana detik-detik berkembang sunyi. Rindu menyentuh lembut kenangan untuk disuling. Hembusan nafas terakhir, ucapan selamat tinggal berbisik kepada jiwa yang terbang, seperti burung ke langit.

Tangan yang pernah bertaut, kini dingin. Kisah cinta ditulis tetapi tidak diceritakan. Dalam pelukan gelap, semangatmu terbang meninggalkan kekosongan. Kekosongan di malam hari dan bulan menjadi saksi air mata yang aku tumpahkan. 

Semasa aku berbaring sendirian di katil yang pernah kita kongsi, sakitnya ketiadaanmu, adalah selubung yang berat. Dalam diam bersedih, cinta menangis dengan kuat. Namun, di bentangan kosmik kehidupan, esensimu kekal berlarutan menjadi lambang kasih abadi. Bintang di langit malam bersinar terang, membimbing hatiku meneroka keluasan cintamu.

Walaupun kau telah pergi dari dunia ini, semangatmu tetap hidup. Kurasa hangatnya jiwamu menyentuh hatiku dalam hembusan angin sepoi-sepoi dialunan gema subuh. 

Kematian seorang kekasih, penahanan yang pedih. 
Namun cinta kekal bertahan, dalam gema kesakitan.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)

#buttons=(Accept!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!