Resonansi III
Dalam Ketiadaan
![]() |
Tiada nama tercatat dalam sejarah,
tiada gambar untuk dibingkaikan,
kerana kita bukan cerita atau lukisan.
Kita adalah —
cahaya yang bergerak di antara zarah
antara mimpi dan jaga,
antara doa dan rindu.
melintasi ruang masa —
dua denyut bertemu di titik tenangdi mana bahasa gagal mentafsirkan.
antara mimpi dan jaga,
antara doa dan rindu.
Jiwa bukan makhluk maya,
dan kita bukan hanya jasad fana.
Ketika dunia bercerita tentang cinta
dengan seribu satu tafsirnya,
dengan hukum, angka, dan syarat,
kita menadahnya dengan pasrah,
dengan getar rindu yang tak bisa dilogikkan.
Dan dalam ketiadaan itulah
kita benar-benar wujud.
Tiada saksi,
kecuali langit yang diam
dan hati yang tak pernah lupa.
dengan hukum, angka, dan syarat,
kita menadahnya dengan pasrah,
dengan getar rindu yang tak bisa dilogikkan.
Dan dalam ketiadaan itulah
kita benar-benar wujud.
Tiada saksi,
kecuali langit yang diam
dan hati yang tak pernah lupa.
| Farah |
Your thoughts mean so much and help me improve my writing. If you enjoyed the post, I’d love to hear more from you— your ideas make this space more engaging for everyone. Thank you for commenting. Let’s keep the conversation going!