Kucupannnya di mukaku, disertai hembusan lembut angin, menyembuhkan luka kedinginan yang menggigit ruang hati.
Untuk kesekian kalinya dia mengajar aku bahawa tiap awal ada akhirnya. Tiap gelap ada terangnya. Tiap dingin ada hangatnya. Tiap airmata pasti ada bahagia.
Tiada yang kekal. Semuanya berubah, setiap hari.
Terima kasih, sahabat.
Post a Comment