Tewas

Sophia Izzaty
0


Janggal. 
Itu yang aku rasa bila mendengar suaramu
bila menganalisa bicaramu.
Begitu hari-hari menjadi lesu,
terasa bagai ada yang kurang dalam waktu,
tanpa baris-baris kata
di muka komputer riba,
telefon bimbit pula menjadi bisu,
tiada notifikasi pesanan darimu,
atau deringan yang kunanti
mengharapkan bisikan suaramu
di telinga ini.

Tiap kali itu terjadi,
aku tahan diri dari memperinci perasaan,
aku buang jauh-jauh kerinduan,
aku padam harapan yang hinggap di fikiran
Sedangkan engkau tak daya aku singkirkan 
dari ruang waktu dan akhirnya 
rindu itu memahat namamu di hati yang merah ini.

Terlalu angkuh untuk mengakuinya.
Tapi dah terjatuh. Aku tewas. 
Lalu cuba kubina kata-kata bijak
mengatur langkah, menerokai jiwamu.

Mengertilah aku kini bahawa kewujudanmu 
telah menjadikan aku orang baru,
seorang yang mencari tapak kekuatan,
bukan persinggahan khayal.

Ragu sering mengganggu
namun ia telah memekarkan kasih dari kejauhan
mendorong aku mengubah arah,
meninggalkan aku dengan satu tanda tanya;
"Adakah engkau,
dia yang dijadikan untuk memimpinku,
dalam setiap langkah?"


Sophia Ibrahim.
Kuala Lumpur
14 April, 2015
Tags

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)

#buttons=(Accept!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!